Selasa, 10 Januari 2017

PRASANGKA, DISKRIMINASI, DAN ETNOSENTRISME


A.      PERBEDAAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
Dalam  kondisi   persaingan untuk  mencapai  akumulasi materiil   tertentu, atau  untuk  meraih  status  sosial   bagi  suatu  individu   atau  kelompok   sosial tertentu,  pada suatu lingkungan/wilayah di mana norma-norma dan tata hukum dalam kondisi goyah, dapat merangsang  munculnya  prasangka dan diskriminasi dapat  dibedakan dengan jelas.  Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi menunjuk kepada  suatu  tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap berprasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tidak dapat dipisahkan.
B.      SEBAB –SEBAB TIMBULNYA PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
-          Berlatar  belakang sejarah
Orang-orang kuli putih di Amerika Serikat berprasangka negatif terhadap orang-orang  Negro, berlatar  belakang pada sejarah masa lampau, bahwa orang-orang kulit putih sebagai tuan dan orang-orang Negro berstatus sebagai budak.
-          Dilatarbelakangi  oleh perkembangan  sosio - kultural  dan situasional
Suatu prasangka muncul dan berkembang dari suatu individu terhadap individu lain, atau terhadap kelompok sosial tertentu manakala terjadi penurunan status atau terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh pimpinan  Perusahaan  terhadap  karyawannya.
-          Bersumber dari faktor  kepribadian
Keadaan frustrasi dari beberapa orang atau kelompok sosial tertentu merupakan kondisi yang cukup untuk menimbulkan tingkah laku agresif. Para ahli beranggapan  bahwa prasangka lebih dominan disebabkan  tipe­ tiepe  kepribadian  orang-orang   tertentu.
-          Berlatar  belakang  dari perbedaan  keyakinan,  kepercayaan  dan agama
Bisa ditambah lagi dengan perbedaan pandangan politik, ekonomi dan ideologi.  Prasangka  yang  berakar  dari  hal-hal  tersebut  di  atas  dapat dikatakan sebagai suatu prasangka yang bersifat universal. Beberapa diantaranya : Konflik Irlandia Utara-Irlandia Selatan, Konflik antara golonganb keturunan Yunani-Turki di Cyprus dan perang Iran-Irak berakar dari latar belakang adanya prasangka agama/kepercayaan agama.
C.      DAYA UPAYA UNTUK MENGURANGI / MENGHILANGKAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
-          Perbaikan kondisi sosial ekonomi
Pemerataan pembangunan dan usaha peningkatan pendapatan bagi warga negara Indonesia yang masih tergolong di bawah garis kemiskinan akan mengurangi adanya kesenjangan-kesenjangan sosial anatar si kaya dan si miskin.
-          Perluasan kesempatan belajar
Adanya  usaha-usaha pemerintah dalam  perluasan  kesempatan belajar bagi seluruh  warganegara Indonesia, paling tidak dapat mengurangi prasangka   bahwa  program   pendidikan, terutama   pendidikan   tinggi hanya  dapat   dinikmati  oleh   kalangan  ma yarakat  menengah   dan kalangan  atas.
-          Sikap terbuka dan sikap lapang
Harus selalu  kita sadari  bahwa  berbagai  tantangan  yang  datang  dari luar ataupun yang datang dari dalam negeri, semuanya akan dapat merongrong keutuhan  negara dan bangsa. Kebhinekaan masyarakat berikut sejumlah nilai yang melekat, merupakan basis empuk bagi timbulnya  prasangka, diskriminasi, dan keresahan.
D.      ETNO

SENTRISME
Setiap suku bangsa atau ras tertentu akan memiliki ciri khas kebudayaan, yang sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa, ras tersebut dalam kehidupan sehari-hari bertingkah laku sejalan dengan norma-norma, nilai ­ nilai yang terkandung dan tersirat dalam kebudayaan tersebut.
Suku bangsa, ras tersebut cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai salah ssesuatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan sebaginya. Segala yang berbeda dengan kebudayaan yang mereka miliki, dipandang  sebagai  sesuatu  yang  kurang  baik,  kurang  estetis,  bertentangan dengan kodrat alam dan sebagainya.
Hal-hal tersebut di atas dikenal sebagai ETNOSENTRISME,  yaitu suatu kecendrungan  yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai suatu yang prima, terbaik, mutlak, dan dipergunakannya sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan  lain.
Etnosentrisme  nampaknya merupakan  gejala sosial  yang universal, dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar. Dengan demikian etnosentrisme merupakan kecendrungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau meni1ai kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaannya  sendiri. Sikap etnosentrisme  dalam  tingkah  laku  berkomunikasi  nampak  canggung,  tidak luwes. Akibatnya etnosentrisme  penampilan yang etnosentrik, dapat menjadi penyebab utama kesalah pahaman dalam berkomunikasi. Etnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap dasar ideologi Chauvinisme pernah dianut oleh orang­ orang Jerman pada zaman Nazi Hitler. Mereka merasa dirinya superior, lebih unggul dari bangsa-bangsa lain, dan memandang bangsa-bangsa lain sebagai inferior, lebih  rendah, nista dsb.

Sumber: http://imanaryhartono-ug.blogspot.co.id/2014/01/tugas-isd-bab-10.html

0 komentar:

Posting Komentar